Makalah Agama

PENILAIAN PENDIDIKAN KARAKAKTER MENURUT

TINGKAH LAKU

 

TUGAS MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA

PENULISAN MAKALAH

DOSEN PEMBIMBING : Muhamad Natsir, S.Ag

Disusun Oleh :

Abdul Fatah

 

SEKOLAH TINGGI ILMU KOMPUTER RAHARJA

Jl. Jendral Sudirman no. 40. Modern Cikokol – Tangerang, Banten 15117

Phone : (021) 5529692 – 5529586

Fax : (021) 5529742

TANGERANG

2011

Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing, kedua orang tua saya dan teman  teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini penulis buat dalam rangka memenuhi tugas mandiri yang diberikan oleh dosen pembimbing. Selain itu penulis juga berharap bahwa isi dari makalah ini dapa bermanfaat bagi orang lain, teman – teman dan juga bagi penulis sendiri.

Penulis juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Oleh karena itu penulis juga berharap terhadap kritik dan saran yang diberikan, supaya penulis dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman – teman. Amin…

Tangerang, 18 Desember 2011

Penulis,

Daftar Isi

Kata Pengantar………………………………………………………………………           i

Daftar Isi……………………………………………………………………………..            ii

BAB I Pendahuluan

A. Latar belakang……………………………………………………………………             1

B. Tujuan……………………………………………………………………………….             1

C. Metode Penulisan…………………………………………………………………             1

BAB II Pembahasan

A. Pendidikan Karakter…………………………………………………………………………………             2

B. Konfigurasi Parakter………………………………………………………………………………..             3

C. Pengembangan dan Implementasi …………………………………………             3

D. Indicator Peserta Didik ……………………………………………………….             6

BAB III Penutup

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………….             8

B. Saran ………………………………………………………………………………..             8

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………….             9

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Karakter adalah  seperangkat trait yang menentukan sosok seseorang sebagai individu. Karakter menentukan apakah sesorang dalam mencapai keinginannya  menggunakan cara yang benar  menurut lingkungannya dan mematuhi hukum dan aturan kelompok. Jadi, karakter merupakan sifat atau watak seseorang yang bisa baik dan bisa tidak baik berdasarkan penilaian lingkungannya. Karakter berkaitan dengan personalitas walaupun ada perbedaannya. Personalitas merupakan trait bawaan sejak lahir, sedang karakter merupakan perilaku hasil pembelajaran..

  1. Tujuan

Tujuan penulis membuat makalah ini adalah untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang,

  1. Metode Penulisan

Penulis menggunakan metode penulisan yang berdasarkan pada sumber – sumber media informasi berbasis online.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. A.   Pendidikan Karakter

Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang, termasuk Sekolah harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Ali Ibrahim Akbar, 2000), ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20 persen oleh hard skill dan sisanya 80 persen olehsoft skill. Bahkan orang-orang tersukses di dunia bisa berhasil dikarenakan lebih banyak didukung kemampuan soft skill daripada hard skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan.

Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (stakeholders) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga dan lingkungan sekolah.

Terlepas dari berbagai kekurangan dalam praktik pendidikan di Indonesia, apabila dilihat dari standar nasional pendidikan yang menjadi acuan pengembangan kurikulum (KTSP), dan implementasi pembelajaran dan penilaian di sekolah, tujuan pendidikan  sebenarnya dapat dicapai dengan baik. Pembinaan karakter juga termasuk dalam materi yang harus diajarkan dan dikuasai serta direalisasikan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Permasalahannya, pendidikan karakter di sekolah selama ini baru menyentuh pada tingkatan pengenalan norma atau nilai-nilai, dan belum pada tingkatan internalisasi dan tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur,  jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan.

  1. B.   Konfigurasi karakter

 

Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dikelompokan dalam: Olah Hati (Spiritual and emotional development), Olah Pikir (intellectual development), Olah Raga dan Kinestetik  (Physical and kinestetic development), dan Olah Rasa dan Karsa (Affective and Creativity development). 

 

 

  1. C.   Pengembangan dan implementasi

 

Pengembangan dan implementasi pendidikan karakter perlu dilakukan dengan mengacu pada grand design tersebut.Menurut UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 Ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran dan kontribusi yang sangat besar dalam keberhasilan pendidikan. Peserta didik mengikuti pendidikan di sekolah hanya sekitar 7 jam per hari, atau kurang dari 30%. Selebihnya (70%), peserta didik berada dalam keluarga dan lingkungan sekitarnya. Jika dilihat dari aspek kuantitas waktu, pendidikan di sekolah berkontribusi hanya sebesar 30% terhadap hasil pendidikan peserta didik.

Selama ini, pendidikan informal terutama dalam lingkungan keluarga belum memberikan kontribusi berarti dalam mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik. Kesibukan dan aktivitas kerja orang tua yang relatif  tinggi, kurangnya pemahaman orang tua dalam mendidik anak di lingkungan keluarga, pengaruh pergaulan di lingkungan sekitar, dan pengaruh media elektronik ditengarai bisa berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pencapaian hasil belajar peserta didik. Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui pendidikan karakter terpadu, yaitu memadukan dan mengoptimalkan kegiatan pendidikan informal lingkungan keluarga dengan pendidikan formal di sekolah. Dalam hal ini, waktu belajar peserta didik di sekolah perlu dioptimalkan agar peningkatan mutu hasil belajar dapat dicapai, terutama dalam pembentukan karakter peserta didik .

Pendidikan karakter dapat diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Materi pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-nilai pada setiap mata pelajaran perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dikaitkan dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pembelajaran nilai-nilai karakter tidak hanya pada tataran kognitif, tetapi menyentuh pada internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan peserta didik sehari-hari di masyarakat.

 

Gambar 1.1                                               Gambar 1.2

Berdasarkan Gambar 1.1 dan Gambar 1.2 Kegiatan ekstra kurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan Ekstra Kurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstra kurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik.

 

Pendidikan karakter di sekolah juga sangat terkait dengan manajemen atau pengelolaan sekolah. Pengelolaan yang dimaksud adalah bagaimana pendidikan karakter direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan dalam kegiatan-kegiatan pendidikan di sekolah secara memadai. Pengelolaantersebut antara lain meliputi, nilai-nilai yang perlu ditanamkan, muatan kurikulum, pembelajaran, penilaian, pendidik dan tenaga kependidikan, dankomponen terkait lainnya. Dengan demikian, manajemen sekolah merupakan salah satu media yang efektif dalam pendidikan karakter di sekolah.

 

Menurut Mochtar Buchori (2007), pendidikan karakter seharusnya membawa peserta didik ke pengenalan nilai secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengamalan nilai secara nyata. Permasalahan pendidikan karakter yang selama ini

Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik  mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.

Pendidikan  karakter pada tingkatan institusi mengarah pada pembentukan budaya sekolah, yaitu nilai-nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah. Budaya sekolah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra sekolah tersebut di mata masyarakat luas.

Sasaran pendidikan karakter adalah seluruh Sekolah di Indonesia, negeri maupun swasta.  Semua warga sekolah, meliputi para peserta didik, guru, karyawan administrasi, dan pimpinan sekolah menjadi sasaran program ini. Sekolah-sekolah yang selama ini telah berhasil melaksanakan pendidikan karakter dengan baik dijadikan sebagai best practices, yang menjadi contoh untuk disebarluaskan ke sekolah-sekolah lainnya.

Melalui program ini diharapkan memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkarakter mulia, kompetensi akademik yang utuh dan terpadu, sekaligus memiliki kepribadian yang baik sesuai norma-norma dan budaya Indonesia. Pada tataran yang lebih luas, pendidikan karakter nantinya diharapkan menjadi budaya sekolah.

  1. D.   Indicator Peserta Didik

Keberhasilan program pendidikan karakter dapat diketahui melalui pencapaian indikator oleh peserta didik sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi, yang antara lain meliputi sebagai berikut:

  1. Mengamalkan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan remaja;
  2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri;
  3. Menunjukkan sikap percaya diri;
  4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungan yang lebih luas;
  5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup nasional;
  6. Mencari dan menerapkan informasi dari lingkungan sekitar dan sumber-sumber lain secara logis, kritis, dan kreatif;
  7. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif;
  8. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya;
  9. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari;
  10. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial;
  11. Memanfaatkan lingkungan secara bertanggung jawab;
  12. Menerapkan nilai-nilai kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara demi terwujudnya persatuan dalam negara kesatuan Republik Indonesia;
  13. Menghargai karya seni dan budaya nasional;
  14. Menghargai tugas pekerjaan dan memiliki kemampuan untuk berkarya;
  15. Menerapkan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang dengan baik;
  16. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun;
  17. Memahami hak dan kewajiban diri dan orang lain dalam pergaulan di masyarakat; Menghargai adanya perbedaan pendapat;
  18. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis naskah pendek sederhana;
  19. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris sederhana;
  20. Menguasai pengetahuan yang diperlukan untuk mengikuti pendidikan menengah;
  21. Memiliki jiwa kewirausahaan.

Pada tataran sekolah, kriteria pencapaian pendidikan  karakter adalah terbentuknya budaya sekolah, yaitu perilaku, tradisi, kebiasaan keseharian, dan simbol-simbol yang dipraktikkan oleh semua warga sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah harus berlandaskan nilai-nilai tersebut.

BAB III

PENUTUP

A.  Kesimpulan

Dalam masalah ini dibutuhkan partisipasi dan dukungan dari segala pihak yang terkait, sehingga dapat mengatasi masalah yang sudah ada sejak negara ini berdiri. Dengan adanya kesadaran akan pentingnya pendidikan karakter, agar masyarakat mengetahui ketentuan- ketentuan dan norma- norma yang ada di masyarakat.

B. Saran

Karakter dapat   diperoleh   dari hasil pembelajaran secara langsung atau pengamatan terhadap orang lain.  Pembelajaran langsung dapat berupa ceramah dan diskusi tentang karakter, sedang pengamatan diperoleh melalaui pengalaman sehari-hari apa yang dilihat di lingkungan termasuk media televisi.

DAFTAR PUSTAKA

http://kkmi-libya.blogspot.com/2010/10/ penilaian-pendidikan-karakter-di.html

http://islamlib.com/id/artikel/cetak-biru-penilaian-pendidikan-karakter/

http://hardono.melesat.com/2011/10/penilaian-pendidikan-karakter/

http://hanssuciawan.blogspot.com/2011/06/penilaian-pendidikan-karakter-.html

http://anakpapamama.wordpress.com/2011/10/21/penilaian-pendidikan-karakter/

http:// http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp/

By fatahraharja Posted in Agama

macam – macam Karakter

Karakter-karakter tersebut seperti kejujuran , rasa hormat , kesetiaan , martabat , idealisme , berbudi luhur , kepatuhan , tanggung jawab , kerja sama , keberanian , kendali diri , kepercayaan diri , kelenturan , penuh harapan , cinta kasih , belas kasih , toleransi , pengampunan , kemurahan hati , keadilan , merendahkan diri , penuh syukur , humor, kesantunan , cita-cita , keingintahuan , antusiasme , keunggulan , mencintai orang lain tanpa pamrih dan kepuasan hidup .

 

By fatahraharja Posted in Agama

PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER

PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER Dosen : Muhammad Natsir Pengertian karakter menurut Hasanah 2009 : – Hasanah merumuskan beberapa bentuk karakter yang harus ada dalam setiap individu bangsa Indonesia diantaranya ; cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya , tanggung jawab , disiplin dan mandiri , jujur, karakter yang harus ada dalam setiap individu bangsa Indonesia diantaranya ; cinta kepada Allah dan alam semesta beserta isinya , tanggung jawab , disiplin dan mandiri , jujur , hormat dan santun , kasih sayang , peduli , dan kerja sama , percaya diri , kreatif , kerja keras dan pantang menyerah , keadilan dan kepemimpinan , baik dan rendah hati , toleransi , cinta damai dan persatuan . Pengantar Karakter Menurut Megawangi (2010) Ada 2 yaitu : – Istilah ini lebih fokus pada tindakan atau tingkah laku . Mengutip Mengutip dari Wynne bahwa ada dua pengertian tentang karakter . Pertama , ia menunjukkan bagaimana seseorang bertingkah laku Apabila seseorang berperilaku tidak jujur , kejam , atau rakus , tentulah orang tersebut memanifestasikan perilaku buruk . Sebaliknya , apabila seseorang berperilaku jujur , suka menolong , tentulah orang tersebut memanifestasikan karakter mulia, Kedua , istilah karakter erat kaitannya dengan ‘personality’ . Seseorang baru bisa disebut ‘ orang yang berkarakter ’ (a person of character) apabila tingkah lakunya sesuai kaidah moral.” – Pengantar Karakter Menurut Yudi Latifr (2009) : pendidikan karakter adalah suatu payung istilah yang menjelaskan berbagai aspek pengajaran dan pembelajaran bagi perkembangan personal. Beberapa di bawah payung meliputi “ penalaran moral/ pengembangan kognitif ; pembelajaran sosial dan emosional , pendidikan kebijakan moral, pendidikan keterampilan hidup , pendidikan kesehatan , pencegahan kekerasan , resolusi konflik dan filsafat etik moral. – Azyumardi Azra(2002) memberikan pengertian bahwa“ pendidikan ” adalah merupakansuatu proses di mana suatu bangsamempersiapkan generasi mudanyauntuk menjalankan kehidupan danuntuk memenuhi tujuan hidup secaraefektif dan efisien

By fatahraharja Posted in Agama